Perjalan Hidup Muhammad Sebagai Pedagang
Nabi Muhammad Saw dapat dikatakan mulai melakukan kegiatan bisnis sejak usia 12 tahun dengan cara ikut pamannya berdagang. Setelah mencapai usia 15 tahun, beliau dengan bekal pengalaman “magang” berdagang bersama pamannya tersebut kemudian mulai menjual sendiri barang-barang berupa kain, dan lain-lain. Pada usia 25 tahun beliau telah mampu mengumpulkan harta senilai 125 ekor unta yang kemudian dijadikan mahar untuk melamar Siti Khodijah.
Selain Nabi, kelima sahabat Nabi Saw kecuali Ali bin Abi Thalib juga adalah pedagang. Namun ketika para sahabat tersebut diserahi amanat sebagai amirul mukminin, Nabi melarang mereka berdagang dan sebagai gantinya menawarkan dana dari baitul maal untuk nafkah kebutuhan sehari-hari mereka.
Ada beberapa keistimewaan dari praktek perdagangan yang beliau lakukan sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Diantaranya:
1. Muhammad tidak memulai bisnis dengan modal dana. Bahkan pada saat itu beliau sangat miskin.
2. Beliau tidak memulai bisnis dengan memanfaatkan KKN.
3. Beliau tidak memiliki ilmu manajemen yang rumit bahkan beliau saat itu belum bisa membaca dan menulis.
Lalu bagaimana bisa hanya dengan modal sedemikian minimalnya menurut kaca mata orang awam itu beliau berhasil menjadi pedagang yang besar yang sukses bahkan mampu meluaskan usahanya ke seluruh negeri? Ada beberapa tahapan dan kunci utama:
1. Beliau dikenal sebagai Al ‘Amin, orang yang sangat bisa dipercaya. Beliau menggunakan kepercayaan itu dengan bijaksana, tak pernah menyalahgunakannya.
2. Beliau tidak memiliki hambatan mental (mental blocking) dalam melaksanakan usahanya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kepercayaan orang-orang terhadap beliau.
3. Beliau memulai bisnis dengan menguasai pasar terlebih dahulu. Dengan cara ikut pamannya berdagang, beliau mengetahui di mana membeli barang yang murah dan di mana menjual barang dengan harga yang lebih baik.
4. Setelah menguasai pasar, di Madinah beliau kemudian beralih ke sektor industri pertanian, namun masih tetap melaksanakan kegiatan pemasaran produk dari kaum non muslim di sana. Sehingga bisnis kaum Quraisy saat itu masih dibiarkan berkembang.
5. Dengan bertambahnya tenaga kerja, beliau lalu mulai menyusun tata kerja organisasi “perusahaanya”.
6. Akhirnya para penerusnya (di bidang bisnis) mengembangkan usaha ke seluruh pelosok penjuru.
Untuk menjadi seorang pengusaha muslim yang sukses, di bawah ini adalah rahasia berbisnis yang harus dilaksanakan:
1. Jangan pernah bermain-main dengan kejujuran. Kejujuran adalah paling utama. Mencari nafkan bukanlah ditujukan untuk mencari rizqy karena rizqy sudah dijatahkan kepada setiap makhluq. Mencari nafkan adalah menjemput rizqy dengan jalan amal sholeh.
2. Keramahan dan Kelembutan hati. Ingat, hati hanya dapat ditaklukkan dengan kelemahlembutan dan kejujuran, bukan dengan kekerasan. Dengan kelemahlembutan ini juga kita dapat menggerakkan orang lain untuk mau bekerjasama dalam membangun bisnis.
3. Gemar berbuat kebajikan sekecil apapun. Tidak ada kebaikan yang tidak disempurnakan balasannya oleh ALLAH. Jadikan setiap detik menjadi kebaikan.
4. Cakap dan Profesional. Berarti lebih berorientasi pada kredibilitas, bukan hanya pada keuntungan materi. Profesionalisme ini perlu diupayakan walau harus meminta pengorbanan.
5. Inovatif. Berupaya terus menambah pengetahuan dan kemampuan. Tiada hari tanpa penambahan ilmu. Tiada hari tanpa penambahan wawasan. Tiada hari tanpa koreksi.
Dalam berusaha seringkali seseorang membayangkan hasil akhir yang hendak dicapai. Atauseringkalimelihat kesuksesan yang telah dicapai oleh pebisnis sukses. Namun seringkali pula terlupabahwauntuk mencapai hasil akhir berupa kesuksesan itu diperlukan tahapan-tahapan yang melelahkanyangterkadang dapat menjatuhkan niat dan ambisi mencapai sukses itu sendiri. Maka sebaiknyalahJANGAN TERPESONA
Sumber: … – Muhammad Saw Sebagai Pedagang.
Posted by Zona Moslem
on 01.13. Filed under
History,
Kisah Islami
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response